Crossbow adalah senjata tradisional
pada abad pertengahan, walaupun desainnya dianggap berasal dari jaman
sebelumnya. Biar bagaimanapun, yang pasti senjata ini memegang
peranan penting pada peperangan, khususnya di abad pertengahan.
Muncul pertama kali dengan Yunani Kuno, Roma dan Cina, crossbow
memanfaatkan sebuah tegangan tali busur yang dipertahankan posisinya
sampai pemakai melepaskan tegangan tali busur, melepaskan anak panah
ke arah sasaran. Senjata ini muncul dalam berbagai bentuk, baik
senjata tangan kecil hingga persenjataan artileri berat (ballista).
Crossbow terdiri dari
busur yang kuat dan anak panah di kawasan peran pribadi artileri.
Kekuatan senjata ini cukup baik dan sangat akurat, menghasilkan daya
tembus efektif berkat tingginya energi kinetis saat anak panah
dilepas dan pasukan dapat dengan mudah dilatih menggunakan senjata
ini dalam seminggu. Sebagai perbandingan, longbow (busur panah besar)
Inggris yang kuat, pasukan perlu latihan 1 tahun untuk mengasah
kemampuan akurasinya. Kekurangan terbesar dalam penggunaan crossbow
adalah dalam lambatnya pengisian ulang anak panah. Longbow dalam satu
menit dapat menembakkan 10 panah sementara crossbow akan memerlukan 1
menit penuh mengisi dan menembakkan satu anak panah (bolt).
Pengisian ulang anak
panah memakan lebih banyak waktu sesuai dengan jumlah energi yang
diperlukan untuk membuat senjata semakin mematikan. Kemudian senjata
ini memiliki “rack-and-pinion cranequin cranking” yang
memungkinkan pasukan untuk memanfaatkan prinsip-prinsip dasar fisika
dengan mengoperasikan tuas tenaga tangan untuk menarik senar-busur ke
tempatnya. Fitur lain menggunakan ikat pinggang, engsel, tuas dan
sistem cord-and-pulley yang dikenal dengan “windlasses”.
Crossbowman pada abad
pertengahan dapat digunakan dalam peran bertahan maupun menyerang.
Barisan crossbowman dapat digunakan sebagai penembak garis depan,
mundur kebelakang untuk mengisi anak panah, kemudian kembali lagi ke
garis depan untuk menembakkan anak panahnya. Dengan mode ini yang
berkelanjutan, tingkat akurasi penembakan musuh dapat tercapai.
Kombinasi mematikan
lainnya Crossbowman beberapa unit telah dipasang dengan perisai besar
di belakang mereka, yang memungkinkan operator untuk api itu
crossbow, putar sekitar untuk menghadapi perisai di musuh dan
kembali. Letal kombinasi lain, adalah peran crossbowman sebagai
“mounted souldier”, memberikan kekuatan pada crossbow dasar
dengan mobilitas dan kekuatan dari elemen medan peperangan “mounted”.
Amunisi crossbow dapat terdiri dari anak panah berujung baja tajam
dengan berbagai desain, yang berarti bahaya bagi musuh yang terkena.
Meskipun crossbow terus
dimodernisasi sampai saat ini, sistem tidak lagi dipakai karena kalah
jauh dari persenjataan modern, dan sebagian besar digunakan untuk
berburu dan latihan akurasi.
Designation: crossbow
Classification Type: Bow
Weapon
Introduction: Not
Available
Dimensions: Various
Weight: Various; depends
on design
Crew: 1
Users: Various. Chief
operators include Saracens, China, Ancient Rome, Greece, areas of
modern Italy, France and Britain among others.
Variants:
• Arbalest - Heavy
Crossbow; Late medieval crossbow derivative with windlass cocking
mechanism.
• Oxybeles - Ancient
Greek example of early crossbow technology.
• Ballista -
Torsion-powered oversized crossbow derivative.
• Repeating Crossbow -
Automatic Reload Mechanism.
• Bowgun - Handheld
System; designed to fire spherical ammunition of various makes.
• Lian Nu - Chinese
multi-shot crossbow



Tidak ada komentar:
Posting Komentar